Tenang dalam riuhnya suara ombak dan angin sore di Pantai Wai Ipa, Kepulauan Sula

Konon katanya perpaduan riuhnya suara ombak dan angin laut disore hari mampu memberikan energi positif dalam diri Ketika seharian bekerja menghadapi hiruk pikuk kehidupan yang begitu keras. Pantai menjadi tujuan utama bagi sebahagian para pekerja keras untuk sedikit merefleksikan isi kepala atau juga menjadi sarana rekreasi bagi keluarga maupun jadi tempat nongkrong untuk kaum anak muda.

Pantai Wai Ipa, salah satu pantai yang berada di Sanana, Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara mampu memenuhi hasrat menenangkan diri bagi setiap mata yang tertuju padanya, sajian air laut berwarna biru jernih yang dipadupadankan dengan kerikil-kerikil hitam kecil didasar lautnya mampu menghipnotis para pengunjung.

Sore itu tepat pukul 17:15 aku memutuskan untuk ke pantai Wai Ipa setelah seharian penuh mendedikasikan diri menjalankan tugas dan tanggungjawab di Kota Sanana. Bermodalkan hasil searchingan di google serta keberanian bertanya ke abang ojek yang sedang mangkal tepat dipintu keluar pelabuhan, mampu mengantarkanku kepantai Wai Ipa dengan waktu tempuh kurang lebih 7 menit dari pusat kota Sanana.

Aku memulai perjalanan bersama abang ojek dari arah dermaga pelabuhan kapal kemudian melewati pasar Fogi, disamping pasar Fogi terdapat Bank Maluku-Maluku Utara, dari situ kami belok kiri dan kemudian berjalan lurus melewati jembatan kecil berwarna kuning. Selanjutnya kami hanya perlu berjalan lurus tanpa menengok kiri dan kanan, terkecuai jika ada yang tiba2 menyapa ðŸ˜Š Jalanan menuju pantai wai ipa terbilang cukup besar dan sepi namun tetap harus berhati-hati karena ada beberapa pijakkan dijalanan yang rusak dan berbentuk kolam-kolam kecil yang sedikit dalam.

Setelah kurang lebih 5 menit perjalanan cobalah untuk memperhatikan sisi kiri jalan, gunanya untuk melihat tanda jalan yang bertuliskan pos TNI. Ini adalah kode alam, eh bukan dih, maksudnya penanda untuk mengambil jalan sisi kiri memasuki area pantai Wai Ipa.

Sejuk, hal pertama yang dirasakan ketika tiba di pantai ini, bagimana tidak aku disambut dengan riuhnya pepohonann kelapa yang terlihat asri, belum lagi suara-suara ombak yang berdesir ditelinga berpadukan kokokan ayam yang saling bersahut-sahutan.


Banyak gajebo yang berjejeran sepanjang pesisir pantai, makanan lokal menjadi menu terbaik yaitu pisang goreng yang bertemankan sambal roa serta air gurakaSelain itu juga terdapat menu lainnya seperti es kelapa, sarmento (sarimi telor), rujak, dan tentunya air mineral.

Walau terbilang minim fasilitas, pantai ini masih tetap menjadi wisata yang paling diminati oleh warga setempat maupun pendatang dikarenakan memiliki suasana yang sejuk dan tenang serta dilengkapi dengan jajanan yang mampu menggugah selera. Namun, para pengunjung tetap dimintai waspada oleh warga setempat, dikarenakan pernah ditemui buaya didaerah pantai ini mengingat terdapat air payau pada pantai ini yang menjadi tempat beruayanya buaya.

Selain dijadikan sebagai tempat rekreasi, pesisir pantai juga dijadikan sebagai sarana tempat pendaratan perahu-perahu milik nelayan. Nelayan memulai perjalanan menangkap ikan dari bibir pantai wai ipa dan akan mendayungkan perahu samapai ditengah pantai atau daerah2 laut sekitaran yang memungkinkan untuk memperoleh ikan.

Hal yang paling nikmat adalah ketika sebahagian nelayan pulang melaut membawa hasil ikan yang bnyak, mereka nggak tanggung-tanggung untuk memberikan hasil tangkapan secara cuma-cuma kepada pengunjung. Duh gimna nggak nikmat yah, duduk rekreasi pulang-pulang bawa ikan gratis, eits tapi ingat yah kalau tangkapannya sedikit jangan coba-coba mendekat, takutnya malah dijadiin umpan untuk mancing ikannya. wkwkwkkw

Tenang, ramai pantai dan dengan segala kirewehannya, kamu masih tetap bisa kok menikmati semua sudut pemandangannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengulas Kisah Benteng De Verwachting

Hallo Kopi - Tongkrongan Asik di Kota Tani