Kampong Nelayan - Desa Bajo

Sebagian dari kita jika mendengar kata “Bajo” pasti yang terbayang adalah Labuan Bajo yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur atau mungkin terbayang daerah-daerah di Sulawesi, bukan tanpa alasan karena kata Bajo sendiri memang berasal dari Pulau Sulawesi. Setidaknya itu pun yang aku bayangkan saat hendak mendapatkan tugas bertandang kesana, namun ternyata Desa Bajo yang aku datangi berada di Provinsi Maluku Utara, Kacamatan Sanana Utara.

Kalian pernah nonton film Avatar The Way of Water ? film ini terinspirasi dari kehidupan suku Bajo dan keindahan laut Indonesia. Yups,,, begitulah kira-kira kehidupan masyarakat di Desa Bajo, kecamatan Sanana Utara ini, dimana mereka hidup sangat erat berkaitan dengan laut. Bahkan rumah-rumah yang mereka miliki pun berada diatas laut loh. Sering kita sebut sebagai rumah apung.

Rumah yang kamu miliki mungkin memiliki sepetak lahan kecil untuk memarkirkan kendaraan roda dua kamu, atau mungkin sedikit luas untuk memarkir mobil. Tapi, di Desa Bajo halaman belakang rumah dijadikan sebagai tempat memarkirkan spead boat atau kapal-kapal nelayan yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Gokil nggak sih ? hahahha

Selain kapal-kapal nelayan ataupun spead boat , masyarakat didesa ini juga memiliki perahu-perahu kecil atau sampan sebagai alat transportasi dari satu rumah ke rumah atau juga sekedar untuk mengambil air bersih dan melakukan aktivitas lainnya. Eh, tapi tenang ajjah sudah ada jembatan juga kok sebagai fasilitas umum agar kamu nggak melulu menggunakan sampan.

Jangan tanya soal profesi, sebab sudah pasti profesi dominannya adalah nelayan. Tak heran jika desa ini disebut sebagai kampung Nelayan. Aktifitas menangkap ikan didesa ini bukan hanya dilakukan oleh kaum lelaki dewasa, tapi ibu-ibu maupun anak-anak didesa ini pun sering melakukan aktivitas tersebut.

Banyak pengusaha pengepul ikan yang membangun basecampnya (mini Perusahaan) disini demi mendapatkan ikan segar langsung dari para nelayan.  Bahkan, desa ini menjadi episentrum transaksi jual-beli ikan di Kota tersebut. Masyarakat dari desa lain rela melakukan perjalanan yang jauh demi membeli ikan dari sini. 

Duduk disalah satu tempat pengepul ikan yang berhadapan langsung dengan hamparan laut yang luas saat sore hari adalah pilihan paling tepat yang aku lakukan untuk menyambut malam yang dingin. Bagaimana tidak, mata aku dimanjakan dengan pemandangan hilir mudik kapal-kapal nelayan, tawa riang anak-anak yang basah kuyup karena berenang atau yang lagi asyik memancing menggunakan tali tasi seadanya, nyanyian pemuda pemudi disudut jembatan yang diiringi obrolan nyaring para emak-emak.

Gambar ini by BLACKPACKER TV

Buat kamu yang penasaran dengan tampilan Rumah Apung Desa Bajo, bisa langsung mampir ke channel youtube BLACKPACKER TV 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengulas Kisah Benteng De Verwachting

Hallo Kopi - Tongkrongan Asik di Kota Tani

Tenang dalam riuhnya suara ombak dan angin sore di Pantai Wai Ipa, Kepulauan Sula